“Mengenal Cara Kerja Penyuluh KB”

“Mengenal Cara Kerja Penyuluh KB”

Penyuluh Keluarga Berencana, disingkat dengan PKB adalah petugas yang ditetapkan berdasarkan aturan untuk memberi penyuluhan, mengorganisir dan mendinamisir kegiatan yang berkaitan dengan pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana (Bangga Kencana) di desa/kelurahan yang menjadi wilayah binaannya. Setiap PKB idealnya memiliki binaan 1000 s/d 2000 keluarga atau pasangan usia subur, atau setara dengan 2-3 desa/kelurahan. Di dalam melaksanakan tugas-tugas penyuluhan dan koordinasi pelayanan, PKB membangun kerja sama dengan berbagai Lembaga Masyarakat Pedesaan (LMP) seperti Pengurus Pos KB Desa (PPKBD), Sub PPKBD dan Pengurus atau kader kelompok kegiatan pembangunan keluarga yang berada di tingkat dusun/RW bahkan tingkat RT serta beberapa Lembaga lain yang beraviliasi atau dibina oleh berbagai Kementerian di desa.

Dewasa ini BKKBN memiliki lebih kurang 24.000 petugas lapangan keluarga berencana yang terdiri dari 14.000 Petugas yang sudah Pegawai Negeri Sipil dan 10.000 petugas yang non Pegawai Negeri Sipil, 80.000 orang PPKBD, 350.000 orang Sub PPKBD serta lebih kurang 1,2 juta kader pembangunan keluarga sejahtera dan ketahanan keluarga. Di desa yang sama, PKB bekerjasama dengan hampir 40.000 orang Kader Pembangunan Manusia binaan Kementrian Desa dan Daerah Tertinggal, lebih dari 50.000 orang bidan yang bertugas di desa dan ribuan aktivis lembaga swadaya masyarakat yang berada di desa/kelurahan.

Bekerja untuk Kemanusiaan dan Kesejahteraan
“Mengenal Cara Kerja Penyuluh KB”
Oleh : H. Nofrijal, MA

1/2 Kemanusiaan, bidang kerja penyuluh yang utama adalah (a) membantu ibu hamil dan bersalin dari kematian, disebut juga sebagai mencegah meningkatnya Maternal Mortality Rate (MMR). Kematian ibu hamil dan bersalin adalah kematian yang disebabkan oleh kesulitan yang dialami ibu yang sedang hamil dalam proses kehamilan baik oleh kondisi kesehatan fisik atau faktor penyulit kehamilan maupun oleh faktor tekanan luar yang mengharuskan ibu terpaksa hamil tanpa diinginkan (unwanted pregnancy). Terdapat 3 faktor terlambat yang menyebabkan ibu hamil dan bersalin meninggal dunia, disebut juga dengan 3 Terlambat (T), Pertama; terlambat mendapat informasi, ini dapat menjadi kesalahan seorang penyuluh KB yang tidak memberikan penyuluhan sebelum dan pada waktu seorang ibu sedang hamil tentang bagaimana menjadikan hamil sehat dan mengurangi faktor penyulit, Kedua: terlambat dalam memutuskan, ini disebabkan oleh kemampuan dan sikap keluarga (suami dan anggota keluarga lainnya) dalam memutuskan dan mengantisipasi faktor penyulit, perawatan dan rujukan pelayanan. Ketiga: terlambat dalam mendapat pertolongan medis. Ini menyangkut risiko kematian yang disebabkan oleh keterlambatan mendapat pelayaan medis di tempat pelayanan Rumah Sakit atau Puskesmas dimana ibu hamil dan persalinan akan dilayani. Disamping memberikan edukasi dalam perencanaan dan penjagaan kehamilan, lebih awal seorang PKB memastikan untuk mendatangi calon pengantin untuk diberi edukasi tentang seribu hari pertama kehidupan (SHPK), termasuk memberi penyuluhan akan pentingnya pendewasaan usia kawin dalam mengantisipasi terjadinya kematian ibu hamil dan bersalin. Pekerjaan kemanusiaan lainnya adalah membantu pemerintah lokal dalam pengentaskan kemiskinan, mengatasi terjadinya kekerasan dalam rumah tangga, memberi perlindungan terhadap jual beli perempuan dan anak “women and child trafficking”.

Dalam situasi terkini, Penyuluh Keluarga Berencana diberi tugas kemanusian yang cukup penting, yakni 1) Menjadi motivator dalam pengubah prilaku masyarakat terkait dengan penerapan Protokol Kesehatan Penanggulangan Penyebaran virus corona (Covid-19). Sosialisasi perubahan perilaku, paling utama ditujukan pada pasangan usia subur untuk tidak hamil atau setidaknya menunda kehamilan selama Covid-19, karena potensi meningkatnya kehamilan ketika berada di rumah cukup tinggi. 2) Sebagai motivator dan katalisator percepatan penanggulangan stunting di tingkat desa/kelurahan. Dengan kemampuan management “demand creation”, penyuluh KB memiliki dan mendinamisir data terpadu stunting; membangun dan menyegarkan komitmen pemerintahan desa/kelurahan; melakukan sosialisasi kepada kelompok keluarga rentan; menggerakan secara nyata kerjasama kemitraan bersama dengan lembaga sosial dan perusahaan yang berada di lingkungan kerja; memimpin konvergensi untuk mewujudkan aksi penanggulangan stunting; memimpin dan mengkoordinasikan aksi pendampingan terhadap keluarga yang rentan stunting; dan lain-lain tugas pengelolaan percepatan penurunan stunting di tingkat lini operasional.

2/2 Kesejahteraan, dalam visi dan misi, serta tugas pokok BKKBN terdapat program pembangunan dan ketahanan keluarga. Misi ini diwujudkan dengan memberikan edukasi dan keterampilan hidup kepada keluarga dan anggotanya dalam bidang ekonomi, pendidikan dan perlindungan. Memberikan pembinaan kepada keluarga untuk meningkatkan status kesejahteraan dari keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera I menjadi tahapan keluarga sejahtera yang lebih tinggi. Dalam bidang eknomi, PKB membentuk dan mengembangkan usaha ekonomi produktif terutama dengan maksud dan target memberdayakan keluarga peserta KB di bidang usaha mikro, sementara itu dalam bidang pendidikan (edukasi) menumbuh kembangkan kelompok-kelompok edukasi pengasuhan orang tua dalam membina dan memantau tumbuh kembang bayi-anak di bawah lima tahun, membina dan memantau orang tua yang mempunyai remaja, membina dan mengembangkan kegiatan khusus untuk remaja usia 10-24 tahun dalam program Generasi Berencana (Genre); serta membina dan mengembangkan kegiatan yang berkaitan dengan pengasuhan anggota keluarga lanjut usia.

Tugas Manajemen dan Strategi Penyuluhan

Sebagai seorang manager pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana tingkat desa, seorang Penyuluh KB bekerja dengan prinsip-prinsip manajemen pada umumnya terdiri dari perencanaan; pelaksanaan; monitoring; dan pengembangan. (1) Pada tahap perencanaan, PKB memimpin dan mengkoordinasikan pendataan keluarga dan updatingnya, merencanakan program dan anggaran tingkat desa. Sebagai mitra kerja kepala Desa/Kelurahan untuk mempersiapkan dan aktif sebagai peserta “Musrenbang” tingkat desa dan kecamatan. (2) Pada tahap pelaksanaan adalah membangun komitmen dengan pemerintahan desa dan tokoh masyarakat lainnya, mengkoordinasikan pelaksanaan mekanisme operasional tingkat desa/kelurahan dan melaksanakan penyuluhan perorangan dan kelompok, serta melaksanakan kerjasama dengan mitra di akar rumput sebagai turunan kerjasama dari pusat, provinsi dan kabupaten/kota. Sebisa mungkin PKB memberikan petunjuk arahan sasaran yang tepat agar berbagai program tingkat desa saling sinergi membantu sasaran secara tepat (3) Pada tahap monitoring dan evaluasi, melakukan evaluasi atas laporan mingguan, bulanan, semester dan tahunan lingkup desa, serta melaporkan hasil capaian, masalah dan solusi masalah, (4) Pada bidang pengembangan, PKB melakuan inovasi, kreatifitas kerja serta mendayagunakan kearifan lokal sebagai pendorong pencapaian hasil pelayanan. Pada tingkat awal PKB sewaktu masih disingkat namanya sebagai PLKB memiliki tugas memperluas jaringan guna memberi bantuan menangani cakupan yang luas serta tidak sebanding dengan jumlah PLKB yang ada. Jaringan itu dibina sebagai mitra kerja terpercaya sehingga tumbuh persahabatan yang melahirkan pendekatan kemasyarakatan yang sangat terkenal di dunia.

Semenjak kehadiran PKB di tengah-tengah keluarga dan masyarakat pada tahun 1970-an, strategi kerja untuk memaksimalkan hasil kerja (kinerja) lapangan, PKB memiliki 10 langkah kerja yang sudah teruji dan menjadi salah satu “selling point” untuk pengalaman sukses program KB Indonesia. PKB yang bekerja di lingkup pedesaan dan petugas yang paling dekat dengan keluarga melakukan langkah-langkah kerja (1) Pendekatan (dekat) dengan tokoh formal, yakni kepala Kepala desa atau Lurah, Ketua RW dan Ketua RT serta tokoh-tokoh atau petugas lain yang berkerja di tingkat desa/kelurahan. Pendekatan ini tidak hanya dilakukan pada tahap awal melaksanakan tugas, akan tetapi berlanjut dan dibina dengan baik melalui kerjasa sama dalam kerja, melalui pendekatan tokoh formal ditemukan potensi dan peluang yang memperkuat kerangka kerja PKB, (2) Melaksanakan pendataan, updating data dan pemetaan keluarga, sebagai sasaran kerja. Tidak hanya data sasaran, seorang PKB dapat dipastikan memiliki sumber data potensi desa, progress kemajuan dan identifikasi masalah bangga kencana dalam wilayah kerjanya. (3) Melakukan pendekatan (dekat) dengan tokoh informal yang menjadi tulang punggung kemajuan program, peran tokoh masyarakat dalam program pembangunan pada umumnya dan program bangga kencana khususnya sangat sentral. Sejak awal Program KB Indonesia secara sengaja dilakukan melalui pendekatan masyarakat yang sangat menghargai partisipasi masyarakat yang luas, mengacu pada prinsip gotong royong – bangga kencana. (4) Pertemuan pembentukan atau penyegaran kesepakatan melalui rapat koordinasi desa/kelurahan secara rutin dan dengan tanggal dan tempat yang sama setiap bulannya, rapat koordinasi didahului dengan pertemuan lengkap Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP) yang terdiri dari Petugas Pembina KB Desa dan keanggotaan IMP lainnya. (5) Melakukan penegasan dan penguatan hasil kesepakatan dengan saling mengingatkan satu sama lain sesuai dengan jadwal yang ada. (6) Melakukan KIE (penyuluhan) bersama yang dipimpin oleh tokoh masyarakat, penyuluhan adalah tugas utama PKB di lapangan, gagal dan suksesnya KIE sangat ditentukan oleh kemampuan koordinasi dan komunikasi seorang penyuluh. (7) Membentuk group pelopor, dengan budaya “paternalistik” yang kuat di masyarakat pedesaan, maka peran figure dan kelompok sebagai model bisa sangat berpengaruh terhadap sikap penerimaan keluarga dan masyarakat. Menjadikan keluarga teladan bangga kencana diperlukan, kemudian didukung dengan kelompok akseptor lestari, kelompok sukses pengasuhan anak dan remaja, kelompok model dalam sukses income generating, kelompok lansia sukses dsb. (8) Mengkoordinasikan dan memastikan pelayanan (deliver) diberikan kepada kelompok sasaran pasca penyuluhan, kelompok sasaran dapat berupa pelayanan kontrasepsi baik terpusat maupun perorangan, pelayanan ulangan dan pengayonam, pelayanan teknis lainnya yang terkait dengan pendidikan (edukasi) pengasuhan orang tua dalam bentuk bimbingan teknis peningkatan pendapatan keluarga; pendampingan keluarga stunting; dan program pengelolaan rujukan; program pemenuhan kebutuhan keluarga dalam bidang kependudukan. (9) Pembinaan terhadap klien dan customer bangga kencana. Untuk mempertahankan sukses kerja, maka PKB memiliki agenda tetap untuk mengunjungi klien dan customer, menyapa dan mengandeng kerja untuk mengajak orang lain ikut aktif dalam program bangga kencana. Pembinaan juga dimaksukan melakukan pengayoman medis dan teknis kepada peserta KB dan anggota kelompok ketahanan, sehingga mereka merasa mendapat bimbingan terus menerus. (10) Melakukan pencatatan dan pelaporan kerja. Dalam modernisasi peranhkat kerja, Penyuluh Keluarga Berencana melakukan pencatatan kerja harian dengan menggunakan aplikasi buku visum, mencatat capaian kerja mingguan dan bulanan serta menyusun laporan kerja secara rutin untuk dilaporkan ke tingkat kecamatan dan seterusnya. Dari hasil laporan kerja, dilakukan evaluasi untuk menganalisa capaian dan mendiskusikan cara-cara efektif untuk mencapai hasil maksimal.

PKB bekerja untuk kemanusiaan dan kesejahteraan dengan kompetensi dasar yang harus dipenuhi, hasil kerja panjang dan profesional mereka selama lebih kurang 50 tahun telah berhasil berkontribusi melahirkan generasi muda yang melimpah perlu dilengkapi dengan meningkatkan nilai delapan fungsi keluarga yang masih lemah agar potensi “bonus demografi yang sedang kita nikmati dari struktur potensial penduduk Indonesia, benar-benar menjadi potensi yang menguntungkan, tidak justru menjadi beban berat yang memberi beban bagi bangsa yang sedang bangkit ini.

Untuk 5 tahun, bahkan 25 tahun ke depan, modal, potensi dan kontribusi Penyuluh KB yang berhasil, ditantang untuk membantu meningkatkan mutu kesehatan keluarga secara paripurna, dengan menurunkan angka kematian ibu hamil dan anak-anak, utamanya menurunkan angka kurang gizi dan stunting serta meningkatkan nilai delapan fungsi keluarga agar memiliki potensi yang utuh guna menyongsong Indonesia Emas pada tahun 2045. Semoga.

Sumber: https://gemari.id/gemari/2021/8/8/u1p9dr564lm04vrmarmjje7isoqojs#:~:text=Penyuluh%20Keluarga%20Berencana%2C%20disingkat%20dengan,kelurahan%20yang%20menjadi%20wilayah%20binaannya.

One thought on ““Mengenal Cara Kerja Penyuluh KB”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *